Minggu, 25 Desember 2011

TEORI KONSPIRASI

TEORI KONSPIRASI

Teori konspirasi adalah dugaan tentang konspirasi yang sebenarnya atas dasar indikasi, saat muncul kecurigaan atau adanya petunjuk. Jika teori konspirasi diperkuat oleh suatu bukti yang definitif, maka terbongkarlah konspirasi dan berakhir. Tetapi sering bukti nyata yang definitif semacam itu tidak bisa diperoleh. Sifat khusus yang membuatnya menjadi menarik karena mengurangi kompleksitas. Berbagai penyebab kejadian yang rumit dan berlapis-lapis disederhanakan dalam bentuk kambing hitam. Fungsi teori konspirasi dalam mereduksi keterkaitannya yang rumit menjadi sederhana membuatnya menjadi alat ideal bagi propaganda dan agitasi.

Teori konspirasi sejatinya lahir dari bangunan prakonsepsi, asumsi, praduga atau bahkan imajinasi yang sudah terbangun mendahului fakta. Hal seperti ini sangat sulit untuk dipertanggungjawabkan. Menurut Dr. Syafii Anwar, teori konspirasi menjadi masalah besar ketika masuk pada tiga area. Pertama, ketika teori konspirasi mengarah kepada apa yang disebut sebagai pharanoia within reason. Jadi, selalu ada semacam pharanoia atau ketakutan yang berlebihan yang selalu mengikut dalam akal manusia. Hal ini sesuai dengan yang disebut Freud, pencetus psikoanalis, sebagai penyebab dari mimpi, yakni ketakutan atau keinginan yang berlebihan yang selalu menekan alam bawah sadar manusia. Kedua, teori konspirasi juga mengembangkan apa yang dalam ilmu komunikasi disebut sebagai systematically distortion of information, informasi yang didistorsi sedemikian rupa secara sistematis sehingga sulit untuk dipertanggungjawabkan. Pasti kita juga ingat pepatah yang mengatakan bahwa kebohongan yang diulang seribu kali akan menjadi sebuah kebenaran. Ketiga, teori konspirasi juga selalu mengarah kepada terrorizing of the truth. Karena sulit dibuktikan, maka pernyataan yang berbau konspiratif justru menjadi teror bagi kebenaran.

Konspirasi adalah suatu bentuk interaksi yang terjadi diantara beberapa orang dan biasanya bersifat rahasia, menunjukkan keterfokusan dalam suatu pokok tujuan dan ketika teraktualisasi akan menimbulkan ketidakpuasan atau keterkejutan diantara pihak yang lainnya

Contoh-contoh pernyataan yang saya ajukan di awal tulisan ini memenuhi tiga kriteria mengenai teori konspirasi. Pernyataan Kepala. BAIS TNI mengandung pharanoia, dengan mencantumkan Imparsial sebagai kelompok radikal. Dari statemen itu jelas terlihat watak politik TNI yang masih juga menganggap setiap kegiatan warga negara yang kritis dan ilmiah merupakan sebuah kegiatan yang merongrong kewibawaan negara sehingga bisa dikategorikan sebagai ancaman. Demikian pulan pernyataan Syamsir Siregar di DPR adalah pernyataan yang berasal dari pharanoia within reason, praduga subjektif dan dibangun di atas ketakutan yang berlebihan, ketika GAM, kelak akan memenangi pertarungan dalam Pilkada Aceh. Demikian pula pernyataan Pangdam VII Wirabuana yang menuduh eks PKI sebagai dalang aksi teror bom di Poso, Sulawesi Tengah, juga didasarkan pada ketakutan dan kebencian yang terekam di kepalanya tentang hantu komunisme. Pernyataan Kepala BAIS dan Syamsir juga memenuhi kriteria systematically distortion of information. Tuduhan bahwa Imparsial aktif dalam mendukung gerakan separatis di tanah air adalah sebuah disinformasi yang mistik dan abnormal, sebab pernyataan seperti itu juga sangat sulit dibuktikan, mendahului fakta lapangan. Dalam kasus pernyataan Syamsir, seharusnya beliau mengajukan indikator-indikator tentang eskalasi konflik maupun fakta-fakta analisa mengenai potensi munculnya konflik menjelang Pilkada Aceh, bukan malah mendahului fakta dengan menyatakan bahwa potensi konflik dikarenakan adanya calon yang berasal dari GAM dan non-GAM, sehingga sangat besar kemungkinan malah akan merangsang timbulnya potensi konflik, sebab masyarakat yang tadinya tidak berpikir ke arah itu malah menjadi menduga-duga dan resah setelah keluarnya statemen itu. Inilah yang kemudian disebut sebagai distorsi informasi atau disinformasi. Kriteria mengenai terrorizing of the truth juga terpenuhi dengan keluarnya pernyataan Syamsir dan Kepala BAIS itu. Bagaimana tidak, belum ada tanda-tanda konflik menjelang Pilkada di Aceh, semua berjalan wajar-wajar saja, namun jika suatu saat ada gesekan di masyarakat maka pernyataan Syamsir akan menjadi referensi utama dalam community mind. Semua akan berpikir bahwa segala sesuatu terjadi diakibatkan oleh dikotomi yang telah sengaja dibangun oleh Syamsir, GAM dan non-GAM. Khusus untuk Kepala BAIS, jelas dia telah melakukan upaya meneror kebenaran melalui pernyataan tersebut. Sebab, dengan demikian BAIS sebagai badan intelijen perang telah mengategorikan Imparsial dan kegiatannya sebagai musuh negara, dan mengesampingkan kebenaran bahwa sikap oposan Imparsial adalah hak politik warga negara yang dilindungi konstitusi.

Statemen yang berbau konspiratif harusnya tidak lagi diucapkan oleh orang-orang yang tidak memiliki kompetensi untuk menyatakan hal-hal yang berbau ramalan. Ramalan yang berbau konspiratif seperti itu hanya bisa dinyatakan oleh orang yang bermain di wilayah mistik atau berprofesi sebagai paranormal. Di sisi lain, pernyataan itu dengan mudah akan menjadi komoditas politik. Terbukti setelah pernyataan Syamsir, dua orang anggota DPR RI Dedy Djamaluddin Malik (PAN).

Konspirasi adalah suatu bentuk interaksi yang terjadi diantara beberapa orang dan biasanya bersifat rahasia, menunjukkan keterfokusan dalam suatu pokok tujuan dan ketika teraktualisasi akan menimbulkan ketidakpuasan atau keterkejutan diantara pihak yang lainnya.

Teori Konspirasi

Konspirasi (conspirare = bernafas bersama) secara evolusi telah terjadi sejak 2,5 milyar tahun yaitu konspirasi bakteriologis yang dilakukan RNA dan protein untuk melahirkan sebanyak mungkin kehidupan di muka bumi ini. Program kerjasama tersebut bersifat tidak ada naskah, tidak ada sandi, tidak juga jejak material. Elemen konspiratif evolusi tidak bisa dikenali dengan sekedar meneliti satuan-satuannya secara terpisah. Semuanya baru jelas ketika memperhatikan jalinan kerjasama sebagai suatu keterkaitan menyeluruh.Otak manusia adalah produk paling berkembang dan paling rumit yang pernah dilahirkan oleh mikroba inteligensia. Saking rumitnya, sehingga penyandangnya, manusia itu sendiri,tidak memahaminya. Ini merupakan kenyataan bahwa gabungan bakteri tersebut merupakan cabang dari sebuah inteligensia yang lebih tinggi. Kesepakatan rahasia berbagai mikroba untuk bekerjasama ini, mungkin merupakan satu-satunya konspirasi dunia yang ada secara riil dengan satu-satunya tujuan, yaitu (melahirkan) kehidupan.
Ruang pikir konspirologi adalah suatu sekolah penginderaan. Pada awal semua ilmu pengetahuan terdapat histeria. Rasa takut terhadap sesuatu yang tidak bisa diterangkan atau kejadian mengerikan yang terjadi tiba-tiba, merupakan pendorong semua keingintahuan dan kehausan ilmu. Berpikir konspirologis digerakkan oleh rasa takut ini yang bisa membawa kita pada jebakan paradoksal serta irasional.

Teori teori konspirasi adalah dugaan tentang konspirasi yang sebenarnya atas dasar indikasi, saat muncul kecurigaan atau adanya petunjuk. JIka teori konspirasi diperkuat oleh suatu bukti yang definitif, maka terbongkarlah konspirasi dan berakhir. Tetapi sering bukti nyata yang definitif semacam itu tidak bisa diperoleh. Sifat khusus yang membuatnya menjadi menarik karena mengurangi kompleksitas. Berbagai penyebab kejadian yang rumit dan berlapis-lapis disederhanakan dalam bentuk kambing hitam. Fungsi teori konspirasi dalam mereduksi keterkaitannya yang rumit menjadi sederhana membuatnya menjadi alat ideal bagi propaganda dan agitasi.



Contoh permainan besar yang dilakukan oleh IMF

  1. Ciptakan suatu kerusuhan hingga semua modal lari ke negara lain.
  2. Kaitkan pemberian kredit lewat IMF dan Bank Dunia dengan "privatisasi" secara maksimal semua aset publik, suap orang yang bertanggung jawab dan menguasai industri kunci.
  3. Perintahkan pengurangan anggaran belanja, tindakan penghematan, penghapusan sistem sosial dll untuk tujuan konsolidasi, demi menjamin pembayaran kredit. Dalam pada itu terima saja resiko penurunan yang drastis produksi dalam negeri, pemberontakan rakyat dan larinya kapital.
  4. Jika perekonomian hancur sama sekali dan negeri itu tidak bisa lagi memenuhi kebutuhan sendiri, buka batas bea cukai untuk produk dari luar dan minta harga tinggi dan bunga untuk semua kebutuhan pokok.
  5. Dirikan pemerintahan militer yang mengelola negara bagaikan perusahaan, yang akan menjalankan perdagangan daerah "koloni" yang kembali menguntungkan dan sedini mungkin mematikan kemungkinan munculnya pemberontakan budak belian.

(Teori Konspirasi dan Konspirasi rahasia 11.9 - Mathias Brockers)

Intelijen dan Teori Konspirasi

Dalam sebuah seminar di Departeman Pertahanan RI pada tanggal 29 September 2006 Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI menyatakan bahwa Imparsial merupakan salah satu “kelompok radikal” yang bisa didefinisikan sebagai ancaman dalam perspektif internal dan transnasional. Pada hari yang sama Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Syamsir Siregar, seperti dimuat di salah satu koran nasional edisi 29 September 2006, menyatakan bahwa potensi terjadinya konflik dalam pilkada di Aceh sangat besar. Pernyataan serupa juga pernah dikeluarkan BIN menjelang Pemilu 2004, dan seolah-olah sudah menjadi langganan, menjelang hari-hari besar keagamaan semisal Idul Fitri ataupun Natal, BIN juga selalu mengeluarkan pernyataan tentang kemungkinan akan terjadinya tindakan sebuah pengeboman atau aksi teror dalam berbagai bentuk. Pada saat bom meledak di Poso tahun 2006, Pangdam VII Wirabuana juga berdasarkan laporan intelijen menyatakan bahwa aksi teror bom di Palu dan Poso didalangi oleh eks anggota Partai Komunis Indonesia (PKI). Beberapa minggu berikutnya, ketika pelaku tertangkap, ternyata pelaku adalah eks anggota TNI. Hal tersebut bukanlah sesuatu yang sulit ditemukan dari statemen-statemen yang didasarkan pada laporan intelijen yang bersifat konspiratif.

Ruang pikir konspirologi bermula pada awal semua ilmu pengetahuan terdapat histeria. Rasa takut terhadap sesuatu yang tidak bisa diterangkan atau kejadian mengerikan yang terjadi tiba-tiba merupakan pendorong semua keingintahuan dan kehausan ilmu[2]. Berpikir konspirologis digerakkan oleh rasa takut ini yang bisa membawa kita pada jebakan paradoksal serta irasional. Teori konspirasi adalah dugaan tentang konspirasi yang sebenarnya atas dasar indikasi, saat muncul kecurigaan atau adanya petunjuk. Jika teori konspirasi diperkuat oleh suatu bukti yang definitif, maka terbongkarlah konspirasi dan berakhir. Tetapi sering bukti nyata yang definitif semacam itu tidak bisa diperoleh. Sifat khusus yang membuatnya menjadi menarik karena mengurangi kompleksitas. Berbagai penyebab kejadian yang rumit dan berlapis-lapis disederhanakan dalam bentuk kambing hitam. Fungsi teori konspirasi dalam mereduksi keterkaitannya yang rumit menjadi sederhana membuatnya menjadi alat ideal bagi propaganda dan agitasi.

Teori konspirasi sejatinya lahir dari bangunan prakonsepsi, asumsi, praduga atau bahkan imajinasi yang sudah terbangun mendahului fakta. Hal seperti ini sangat sulit untuk dipertanggungjawabkan. Menurut Dr. Syafii Anwar, teori konspirasi menjadi masalah besar ketika masuk pada tiga area. Pertama, ketika teori konspirasi mengarah kepada apa yang disebut sebagai pharanoia within reason. Jadi, selalu ada semacam pharanoia atau ketakutan yang berlebihan yang selalu mengikut dalam akal manusia. Hal ini sesuai dengan yang disebut Freud, pencetus psikoanalis, sebagai penyebab dari mimpi, yakni ketakutan atau keinginan yang berlebihan yang selalu menekan alam bawah sadar manusia. Kedua, teori konspirasi juga mengembangkan apa yang dalam ilmu komunikasi disebut sebagai systematically distortion of information, informasi yang didistorsi sedemikian rupa secara sistematis sehingga sulit untuk dipertanggungjawabkan. Pasti kita juga ingat pepatah yang mengatakan bahwa kebohongan yang diulang seribu kali akan menjadi sebuah kebenaran. Ketiga, teori konspirasi juga selalu mengarah kepada terrorizing of the truth. Karena sulit dibuktikan, maka pernyataan yang berbau konspiratif justru menjadi teror bagi kebenaran.

Contoh-contoh pernyataan yang saya ajukan di awal tulisan ini memenuhi tiga kriteria mengenai teori konspirasi. Pernyataan Kepala. BAIS TNI mengandung pharanoia, dengan mencantumkan Imparsial sebagai kelompok radikal. Dari statemen itu jelas terlihat watak politik TNI yang masih juga menganggap setiap kegiatan warga negara yang kritis dan ilmiah merupakan sebuah kegiatan yang merongrong kewibawaan negara sehingga bisa dikategorikan sebagai ancaman. Demikian pulan pernyataan Syamsir Siregar di DPR adalah pernyataan yang berasal dari pharanoia within reason, praduga subjektif dan dibangun di atas ketakutan yang berlebihan, ketika GAM, kelak akan memenangi pertarungan dalam Pilkada Aceh. Demikian pula pernyataan Pangdam VII Wirabuana yang menuduh eks PKI sebagai dalang aksi teror bom di Poso, Sulawesi Tengah, juga didasarkan pada ketakutan dan kebencian yang terekam di kepalanya tentang hantu komunisme. Pernyataan Kepala BAIS dan Syamsir juga memenuhi kriteria systematically distortion of information. Tuduhan bahwa Imparsial aktif dalam mendukung gerakan separatis di tanah air adalah sebuah disinformasi yang mistik dan abnormal, sebab pernyataan seperti itu juga sangat sulit dibuktikan, mendahului fakta lapangan. Dalam kasus pernyataan Syamsir, seharusnya beliau mengajukan indikator-indikator tentang eskalasi konflik maupun fakta-fakta analisa mengenai potensi munculnya konflik menjelang Pilkada Aceh, bukan malah mendahului fakta dengan menyatakan bahwa potensi konflik dikarenakan adanya calon yang berasal dari GAM dan non-GAM, sehingga sangat besar kemungkinan malah akan merangsang timbulnya potensi konflik, sebab masyarakat yang tadinya tidak berpikir ke arah itu malah menjadi menduga-duga dan resah setelah keluarnya statemen itu. Inilah yang kemudian disebut sebagai distorsi informasi atau disinformasi. Kriteria mengenai terrorizing of the truth juga terpenuhi dengan keluarnya pernyataan Syamsir dan Kepala BAIS itu. Bagaimana tidak, belum ada tanda-tanda konflik menjelang Pilkada di Aceh, semua berjalan wajar-wajar saja, namun jika suatu saat ada gesekan di masyarakat maka pernyataan Syamsir akan menjadi referensi utama dalam community mind. Semua akan berpikir bahwa segala sesuatu terjadi diakibatkan oleh dikotomi yang telah sengaja dibangun oleh Syamsir, GAM dan non-GAM. Khusus untuk Kepala BAIS, jelas dia telah melakukan upaya meneror kebenaran melalui pernyataan tersebut. Sebab, dengan demikian BAIS sebagai badan intelijen perang telah mengategorikan Imparsial dan kegiatannya sebagai musuh negara, dan mengesampingkan kebenaran bahwa sikap oposan Imparsial adalah hak politik warga negara yang dilindungi konstitusi.

Statemen yang berbau konspiratif harusnya tidak lagi diucapkan oleh orang-orang yang tidak memiliki kompetensi untuk menyatakan hal-hal yang berbau ramalan. Ramalan yang berbau konspiratif seperti itu hanya bisa dinyatakan oleh orang yang bermain di wilayah mistik atau berprofesi sebagai paranormal. Di sisi lain, pernyataan itu dengan mudah akan menjadi komoditas politik. Terbukti setelah pernyataan Syamsir, dua orang anggota DPR RI Dedy Djamaluddin Malik (PAN) dan Soeripto (PKS) langsung menyatakan bahwa BIN harus segera menindaklanjuti laporan tersebut sebab menangnya GAM bisa jadi akan membangkitkan kembali Ideologi Kemerdekaan (mungkin karena tidak menemukan kata ganti ideologi komunis sehingga kata ini digunakan) di Aceh.. Sudah saatnya intelijen kita bekerja sebagai intelijen yang profesional, yang benar-benar memberikan konstribusi nyata bagi negara dan proses demokratisasi. ***

[1] Penulis adalah mahasiswa Program Pascasarjana Defense Study ITB, juga pemerhati masalah pertahanan, HAM, serta konflik dan perdamaian di Aceh.

[2] http://mahaonly.blogspot.com/2006/09/teori-konspirasi.html

Senin, 04 Juli 2011

HMI Gelar Tabliq Akbar

Dumai(Lapmi)- Betepatan pada tanggal 29 Rajab 1432 H, Himpunan Mahasiswa Islam mengadakan Tabliq Akbar yang diselenggarakan di Masjid Habiburrahman Dumai. Adapun Tema yang diangkat yakni peringatan Isra’ Mi’raj nabi Muhammad SAW “mengenal lebih dekat kepribadian Rasulullah SAW”dan dihadiri dari masyarakat, para siswa dan mahasiswa yang ada di kota Dumai, Awalnya acara Tabliq akbar ini kita peruntukkan kepada Mahasiswa Islam yang ada dikota Dumai tapi nyatanya untuk mahasiswa yang ada dikota Dumai tidaklah semua hadir, kita menyadari dengan berbagai alasan kemungkinan para mahasiswa tersebut sibuk dengan aktivitasnya lainnya. Penceramah pada Tabliqh akbar tersebut disampaikan oleh Muhammad Elvi Syam, Lc, MA salah satu mubaliq dari Padang, Beliau Merupakan Dosen di IAIN Imam Bonjol Padang, Beliau juga pernah dikuliah di Universitas Al Hadist Madinah, dan Pendidikan Pasca Sarjananya di IAIN Imam Bonjol Padang, Juga termasuk anggota Fatwa MUI Sumbar.

Peran Mahasiswa Islam dalam mengkaji dunia keIslaman sekarang ini sudah sangat memprihatinkan kita, buktinya para mahasiswa Islam tidak lagi menjunjung tinggi nilai nilai keislaman yang pernah rasulullah SAW amanahkan kepada umat manusia. Maka sepantas dan sewajarnya lah generasi muda sekarang ini tidak lagi berfikir secara islami. Kita melihat kondisi bangsa yang serba kebablasan dikarena para pemimpin bangsa ini tidak memimpin seperti yang telah di contohkan suri tauladan ummah Rasulullah SAW. Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah SAW suri tauladan bagi kamu (Al-Hadist). Kita menyadari bahwasanya Dumai masih kental dengan khazanah melayu yang nota benenya Indentik dengan Islam. Tapi Perubahan paradigma kampus sudah mengarahkan kepada pemikiran pragmatisme.

Dalam Syirah kenabian bahwasanya Muhammad SAW merupakan salah seorang pemimpin Dunia yang sangat berpangaruh. Bukan hanya sekedar catatan sejarah ini murni dari sikap dan perbuatannya sangat memiliki akhlak yang mulia. Kalau kita melihat budi pekerti rasulullah SAW sungguh tiada satu pun yang bisa menandinginya, tekadang pertanyaan ini sering dilontarkan kepada ummatnya tapi mereka menjawab ya wajarlah beliau kan Rasul Allah sungguh itu merupakan suatu statement yang salah, tetapi jikalau seseorang mengatakan bahwa kita akan contoh beliau semampu kita inilah yang harus terlontar dari bibir umatnya. Dengan peringatan Isra’ Mi’raj nabi besar Muhammad SAW ini tetap menanamkan dalam sanubari kita bahwa segala tingkah laku kita tetap bersumber kepada Islam yang merupakan Agama Rahmatan Lil alamin.

Setelah penyampaian materi kemudian al ustadz juga memberikan tiga pertanyaan kepada para generasi muda bagi siapa yang dapat menjawabnya ada binkisan tersendiri dari penceramah, ya kita melihat bahwa apa yang telah disampaikan tidak hanya masuk telinga kanan dan keluar ditelinga kiri. Al Mukarrom Ustadz Muhammad Elvi Syam, Lc. MA sangat menguasai ilmu hadist. Ya pada kesempatan tersebut HMI tidak menyia-nyiakan moment tersebut. Harapan beliau agar HMI cabang Dumai sebagai penggagas Acara hendaknya lebih membudayakan Diskusi ke Islaman namun kan tidak hanya HMI saja hendaknya juga para mahasiswa Islam yang ada di Delapan kampus yang ada di Kota Dumai, ya kita menghimbau kepada BEM yang ada dikota Dumai untuk lebih berpartisipasi dalam diskusi-diskusi keislaman baik di Internal Kampus maupun diekternal kampus. (Rahman)

Sabtu, 02 Juli 2011

Kepemimpinan

Kepemimpinan (leadership) adalah aktualisasi dari kemampuan seseorang (pemimpin) dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan atau proses mempengaruhi, mengajak, dan menggerakkan anggota organisasi agar mau melakukan kegiatan-kegiatan dengan ikhlas untuk mencapai tujuan organisasi.

Kepemimpinan telah menjadi perhatian serius di kalangan akademik sejak lama melalui berbagai studi ilimiah, selain sosiologi juga terutama dalam disiplin perilaku organisasi (organizational behaviour).

Eksplorasi, identifikasi dan analisis terhadap kepemimpinan mengarah pada pengelompokan menjadi tiga pendekatan yaitu:

1) Trait Theory of Leadership.

Perhatian utama pendekatan “ciri-ciri/karakteristik bawaan”, dicurahkan pada identifikasi ciri/karakteristik kepribadian (personality traits) dari pemimpin.

2) Group and Exchange Theories of Leadership atau Transactional Approach.

Pandangan ini berakar pada disiplin psikologi sosial. Kepemimpnan dipandang lebih dalam kaitannya dengan perilaku pemimpin dan bagaimana perilaku tersebut mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kelompok para pengikut.

3) Contingecy Theory of Leadership.

Pendekatan kontigensi menegaskan bahwa gaya kepemimpinan akan menghasilkan efek yang berbeda pada situasi berbeda.

Selain ketiga teori tersebut diatas, dikenal pula charismatic leadership theory dan tranformational leadership theory.

Tujuh karakteristik pemimpin transformasional:

1) Identify themselves as change agent

2) Courageous

3) Believe in people

4) Value-driven

5) Lifelong learners

6) Have the ability to deal with complrxity, ambiguity, and uncertainty

7) Visioners

Pemimpin (leader) adalah seseorang yang menjalankan kepemimpinan, sedang pimpinan (manager) adalah seseorang yang menjalankan manjemen. Pimpinan (manager) hanya berada dalam konteks organisasi, sementara kepemimpinan (leader) bersifat lebih luas dapat dalam konteks organisasi maupun non-organisasi.

Beberapa definisi pemimpin:

1) Pemimpin yang berhasil adalah orang-orang biasa yang mampu melakukan hal-hal yang luar biasa.

2) Pemimpin adalah seseorang yang menempati peranan sentral atau posisi dominan dan pengaruh dalam kelompok.

3) Pemimpin adalah seorang yang menjalankan manajemen. Pimpinan atau manajer hanya ada dalam konteks organisasi, sedangkan fenomena kepemimpinan bersifat lebih luas – dapat dalam konteks organisasi maupun non organisasi.

4) Beberapa kelebihan pemimpin adalah memiliki moral dan akhlak, jiwa dan semangat, kecerdasan, ketekunan dan keuletan, dan kesehatan jasmani dan rohani.

5) Kepemimpinan Aparatur Pemerintahan, adalah kekuatan sistemik yang mengintegrasikan interaksi sinerjik antara Lingstra Eksternal aparatur dengan Lingstra Internal aparatur sehingga mampu memberikan respons stratejik yang tepat untuk merealisasikan visi dan misi Pemerintah.

Selain menjadi pimpinan (manajer, pejabat), seseorang diharapkan juga mampu menjadi pemimpin serta mampu menjalankan manajemen dan kepemimpinan secara efektif.

Kepemimpinan dan manajemen saling melengkapi namun keduanya merupakan hal yang berbeda:

1) Kepemimpinan berhubungan dengan top line, sedangkan manejemen berhubungan dengan bottom line.

2) Kepemimpinan melaksanakan sesuatu dengan tepat, manajemen sesuatu dengan benar.

3) Kepemimpinan menentukan apakah tangga disandarkan pada dinding yang tepat, manajemen berkaitan dengan efisiensi dalam pemanjatan tangga menuju keberhasilan.

4) Kepemimpinan berkaitan dengan inovasi dan pemicuan inisiatif, manajemen berkaitan dengan pengkopian dan status quo.

5) Kepemimpinan berkaitan dengan “apa” dan “mengapa”, manajemen berkaitan dengan “bagaimana”.

6) Kepemimpinan berkaitan dengan kepercayaan yang berkaitan dengan manusia, manajemen berkaitan dengan sistem pengendalian, prosedur, kebijakan dan struktur.

Refleksi Kepemimpinan

Refleksi kepemimpinan dapat ditunjukkan dengan melakukan beberapa test menggunakan instrumen tertentu:

1) Pembandingan kepemimpinan dan manajemen (Comparing Leadership with Management)

2) Skala Potensi Kepemimpinan (Leadership Potential Scale)

3) Profil Gaya Kepemimpinan (Task-People Leadership Style Profile)

4) Skala Efektivitas Kepemimpinan (Leadership Effectiveness Scale)

Berdasarkan hasil pengolahan instrumen, terindikasikan bahwa berdasar skala potensi kepemimpinan, saya tidak siap menjadi seorang pemimpin pada tahap ini, sementara shared leadership (mencerminkan ketinggian moral dan produktivitas) dari profil gayamedium, sedang skala efektivitas kepemimpinan mengindikasikan masuk sebagai strong leader. kepemimpinan yang saya peroleh termasuk kategori

Berbagai kekurangan yang terindikasikan dalam instrumen, akan diusahakan untuk diperbaiki, karena menurut tulisan di internet, kepemimpinan merupakan suatu achievement, dan bukan gift, sehingga perlu dilakukan perbaikan kepemimpinan dari dalam diri sendiri. Tulisan yang lain mengatakan bahwa menjadi pemimpin yang baik dan efektif bukanlah takdir, tetapi hasil dari belajar, berlatih, dan introspeksi tanpa henti. Pemimpin yang mengejar posisi dan kekuasaan semata, tidak mengindahkan opini orang lain, niscaya akan "berakhir". John Maxwell (salah satu pakar kepemimpinan global), berkata bahwa semua orang punya potensi menjadi pemimpin, yang berbeda adalah derajat bakat. Potensi tersebut harus dikembangkan antara lain melalui pelatihan kepemimpinan.

Nilai-nilai Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan fenomena sosial atau hubungan sosial karena untuk terlaksananya kepemimpinan, terdapat pihak dan atau berbagai variabel lain. Praktek kepemimpinan dipengaruhi oleh nilai-nilai (values) sehingga diperlukan penguasaan kemampuan personal dan juga kemampuan sosial. Nilai kepemimpinan adalah gagasan abstrak yang mempengaruhi pemikiran dan tindakan dalam organisasi. Pemimpin harus memahami nilai-nilai yang ada pada dirinya sendiri yang diturunkan dari nilai yang membentuk konteks, dan nilai yang membentuk asumsi mengenai masa depan. Kedua nilai tersebut sangat berpengaruh terhadap penentuan Visi.

Secara umum nilai-nilai kepemimpinan (leaders) dalam membangun hubungan, meliputi: Listen actively, Emphatic, Attitudes are positive and optimictic, Delivers on promises and commitment, Energy level high, Recognizes self-doubts and vulneralibility, Sensitivity to others values, and potensial. Sementara secara nasional, nilai-nilai yang berkaitan dengan Kepemimpinan Aparatur Negara adalah: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan, Keadilan, Peradaban, Perjuangan, Kemerdekaan, Persatuan, Kedaulatan Rakyat, Kemakmuran, Kesejahteraan Umum, Kecerdasan Hidup, Ketertiban, Perdamaian Abadi, Kerakyatan, Kebijaksanaan, Transparansi, Partisipasi, dan Akuntabilitas.

Aktualisasi Nilai Kepemimpinan, meliputi:

1) IQ (Intellegence Quotient), yaitu mampu mengantisipasi/menghadapi perubahan masa depan dengan berbagai solusi dan alternative pemecahannya; dan mampu memberdayakan potensi SDM yang ada dalam organisasi.

2) EQ (Emotional Quotient), yaitu mampu mengendalikan diri; tidak emosional; sabar dan positive thinking; tidak tergesa-gesa mengambil keputusan; sikap terbuka; transparan dan akomodatif; dan lebih mengutamakan rasio daripada emosi.

3) RQ (Religius Quotienet), yaitu mampu memegang amanah, dan menganggap tugasnya sebagai ibadah; sikap, perilaku, dan tindakan mengacu pada nilai moral dan etika.

4) CQ (Creative Quotient), yaitu mampu mencari dan menciptakan terobosan dalam berbagai bidang; mampu menghasilkan ide baru; dan dinamis, tidak statis, penuh kreativitas.

Peran-peran Pemimpin

Terdapat lima praktek dasar yang menjadikan pemimpin mampu memastikan “hal-hal luar biasa” dapat terlaksana, yaitu:

1) Menantang proses, dengan selalu mencari dan memanfaatkan peluang serta berani mencoba dan mengambil resiko.

2) Menginspirasi visi bersama, dengan menggambarkan masa depan yang diinginkan, dan memastikan semua bawahan mengetahui, mengikuti dan menyelaraskan dengan visi tersebut.

3) Menjadikan atau memungkinkan orang lain untuk bertindak, dengan membina kolaborasi, dan memperkuat bawahan.

4) Menjadi model, dengan merancang atau memimpin melalui contoh, serta menghargai dan merancang hal-hal kecil yang membawa perubahan.

5) Mendorong hati dan jiwa, dengan mengenali dan mempertunjukkan kontribusi individual, serta menghargai dan merayakan keberhasilan.

Dengan memasukkan dimensi lingkungan internal dan eksternal, serta dimensi saat ini dan masa depan, diidentifikasi ada empat peran penting bagi kepemimpinan yang efektif, yaitu: direction setter, change agent, spokepersons, dan coach. Pemimpin harus menyusun visi dan mengkomunikasikannya, sehingga menjadi shared purpose. Selanjutnya dengan memberdayakan orang-orang, melakukan perubahan organisasi secara tepat, serta berpikir strategis, diharapkan akan terwujud tujuan dari kepemimpinan visioner yang sukses.

Rekayasa ulang organisasi diperlukan dengan menata ulang organisasi disesuaikan dengan doktrin yang lebih menantang, praktek dan aktivitas yang ada, dan kemudian secara inovatif menyebarkan kembali sumber daya termasuk SDM ke dalam proses lintas fungsi. Rekayasa ulang harus dilakukan dalam rangka mengantisipasi dan menyesuaikan terhadap perubahan. Terhadap rekayasa ulang ini, sikap orang-orang dapat berbeda: mendukung secara pasif, secara aktif, netral dan bahkan mungkin bisa menjadi penghambat.

New Leader

Sebagai organisasi pembelajar, pemimpin harus berubah dan menyesuaikan diri dengan perubahan beserta dengan tantangannya yang baru. Pemimpin harus mampu mereposisikan diri ke dalam perannya yang baru (new roles), dengan memiliki ketrampilan yang baru (new skills); dan mampu mengaplikasikan sarana-sarana baru (new tools) sesuai dengan perubahan yang terjadi.

Peran baru pempimpin organisasi pembelajar adalah: sebagai desainer, sebagai yang melayanai (steward), dan sebagai pendidik (teacher). Keterampilan baru yang perlu dimiliki adalah: membangun shared vision, menguji mental model (misalnya dengan merubah yang kurang produktif menjadi lebih profesional produktif), dan berpikir secara sistemik. Sedang perangkat (tools) baru yang perlu diketahui adalah: mengenal jenis dan bentuk archetype permasalahan.

Untuk penyelesaian suatu masalah, perlu dikenali archetype-nya dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk jenis dan bentuk permasalahan yang bersangkutan. Seperti misalnya masalah yang berkaitan dengan persaingan, menggunakan archetype escalation, masalah rebutan SDM yang terbatas, menggunakan archetype growth with underinvestment, masalah hambatan, menggunakan archetype fixed that fails, masalah stres karena target, menggunakan archetype drifting the goals, masalah pilih kasih, menggunakan archetype success among the succesful, masalah rebutan sumber daya dan lingkungan yang terbatas, menggunakan archetype accidental adversories, dan lain-lain. Jika permasalahan demikian kompleks sehingga tidak ada archtype yang dapat dipergunakan, dapat mengembangkan archetype sendiri secara dinamis.

Dalam menghadapi tuntutan kepemimpinan agar mampu menghadapi perubahan dan globalisasi yang berlangsung cepat dewasa ini, peran pemimpin menurut Ki Hajar Dewantoro: Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, dan Tut Wuri Handayani, kiranya masih relevan untuk dijadikan acuan. Sebagai seorang pemimpin, dituntut untuk mampu menerapkan berbagai konsep, model dan falsafah kepemimpinan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Semakin banyak melalui proses belajar mengajar dan pengalaman, akan membuat seorang pemimpin menjadi lebih arif menjadi pemimpin teladan bagi kemajuan organisasinya.

Kepemimpinan pemerintahan perlu melakukan perubahan paradigma/ cara berpikir yaitu menganggap unit kerja yang bersangkutan sebagai sebuah perusahaan yang melakukan persaingan. Perubahan paradigma diikuti dengan: penetapan visi, product development, menumbuhkan semangat, melakukan perubahan (changes), meraih masa depan, membuat inovasi dan membuang hal-hal yang tidak menguntungkan.

Agar birokrasi publik dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, seorang pemimpin harus selalu berpihak kepada rakyat, memiliki responsiveness, responsibility and accountability, konsisten, jujur, tegas, bersikap kritis dan memiliki kemampuan di bidangnya, memiliki jaringan yang luas, dan memiliki kemampuan enterpreuneurship untuk mencari peluang pengembangan.

Isu-isu Stratejik Kepemimpinan Pemerintahan

Ciri-ciri kepemimpinan pemerintahan yang ada di salah satu kelembagaan pemerintah, secara umum telah menunjukkan adanya upaya untuk menjadi organisasi pembelajar dan bergerak memposikan diri menjadi new leaders. Namun masih ada pimpinan yang cenderung berperan sebagai penguasa yang ingin dilayani, disfungsional dan berada di bawah standar, kinerjanya tidak efektif, cenderung arogan dan salah urus.

Struktur organisasi sudah given, namun pengisian jabatan masih belum menempatkan the right men/women in the right place, sementara pejabat yang ditempatkan – dengan berbagai alasan seperti misalnya sudah menjelang pensiun, merasa sudah kompeten, sudah puas dengan hasil yang diperoleh saat ini, cenderung tidak mau berubah dan tidak mau belajar menjadi new leader.

Kondisi ini membuat visi lembaga yang bertugas sebagai koordinator yang harus 1-2-3 langkah berada di depan berbagai kementerian yang ada di bawah koordinasinya, masih belum berada di posisi yang seharusnya, walaupun sudah ada kemajuan.

Solusi Pemecahan

Melihat masalah yang ada, secara umum dapat dikatakan bahwa kelembagaan pemerintah ini mengalami masalah keterbatasan sumber daya yang sesuai dengan archetype growth with underinvestment. Solusi pemecahan masalah yang mungkin untuk dilaksanakan adalah:

1. Menyadari, mengenali potensi diri dan mempelajari kemampuan serta pengalaman dari diri sendiri (introspeksi atau Looking –in).

2. Belajar berbagai teori, bertukar pikiran, meningkatkan koordinasi dengan orang-orang yang memiliki kredibilitas/pemimpin pada masanya (Looking out).

3. Melakukan perubahan untuk mencapai kualitas kepemimpinan yang lebih baik (Moving –on).

4. Mengaktualisasikan nilai-nilai IQ, EQ, RQ, SQ, dan CQ.

Berkaitan dengan perubahan paradigma dan perilaku pemimpin yang masih banyak bersikap “I am in my position”, proses pembelajaran organisasi ini diperkirakan memerlukan waktu yang lama, dan memerlukan kepemimpinan puncak yang tegas dan memberikan “tekanan” kepada pemimpin (pejabat) di bawahnya agar moving-on menjadi new leader dalam birokrasi pemerintah. (Erick)

Selasa, 15 Februari 2011

GERILIYA MELAYU HMI CAB. DUMAI






PERNYATAAN SIKAP

GERILIYA MELAYU

Sebuah bangsa yang besar adalah bangsa yang masih memegang cultur dan sejarahnya. Karena dengan demikian nilai-nilai yang terkandung didalamnya sangatlah mencitrakan sebuah peradaban yang fundamentalistik. Peradaban yang telah terisolir dengan budaya-budaya sekuler malah justru mengakibatkan nilai negative terhadap perkembangan peradaban di era saat ini.

Budaya melayu adalah budaya yang masih dijunjung tinggi diseluruh pelosok negri maupun internasional. Melayu memiliki nilai yang sangat kental dengan Islam. Para pejuang-pejuang dahulu telah mengukir sejarah demi tegaknya sebuah peradaban yang mengedepankan nilai-nilai religious dan itu diakui oleh penduduk dunia. Seperti dalam kutipan syair lagu melayu yang judulnya Hang Tuah yaitu “….tak kan melayu hilang di bumi”, ini adalah suatu symbol bahwa masyarakat Indonesia khususnya yang berada di Riau untuk selalu tetap menjaga budaya tersebut. Dumai memiliki sebuah sejarah yang memang tidak bisa kita kebumikan. Sesuai dengan misi pemerintah kota Dumai yang salah satunya adalah Mengembangkan budaya melayu sebagai jati diri kota dumai dan budaya tempatan guna memotivasi peran serta masyarakat dalam kegiatan pembangunan dan menyaring masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan kaidah dan nilai budaya melayu dan budaya tempatan.

Melihat realita yang terjadi, bahwa dalam kepemimpinan Walikota sekarang sangat tidak memunculkan sebuah nilai-nilai Islami dalam tatanan budaya melayu, semua kebijakan-kebijakan yang diambil justru tidak mengedepankan nilai-nilai tersebut, dan ironisnya akan membumikan nilai-nilai sejarah Kota Dumai dengan cara merelokasikan tempat-tempat bersejarah, dan membuat festival Lampion, serta ketentuan-ketentuan yang dilakukan oleh perusahan kepada karyawatinya yang tidak mencerminkan nilai-nilai melayu yang identik dengan Islam contohnya seperti pusat perbelanjaan, pelayanan jasa dll.

Maka berdasarkan dari permasalahan tersebut, kami HMI Cabang Dumai menyatakan sikap terhadap pemerintahan kota dumai :

1. Hentikan wacana yang tidak realis dalam hal pencitraan terhadap masyarakat dan berbagai kebijakan yang tidak pro terhadap rakyat.

2. Menuntut Pemerintah Kota Dumai agar tidak merubah tatanan Kota Dumai seperti apa yang telah di inginkan oleh Pendiri Dumai, diantaranya :

a. Dumai adalah daerah yang kental dengan budaya melayu yang nota bene melayu identik dengan islam, di harapkan walikota dumai tidak merusak khazanah melayu tersebut.

b. Fenomena keberagaman seharusnya disikapi secara arif dan bijaksana, bukan secara berlebihan.

c. Jangan pernah untuk membuat sejarah sementara masyarakat butuh langkah konkrit dari Walikota Dumai.

d. Jangan pernah merasa mengeluh dan tidak bisa berbuat apa-apa terhadap anggaran Kota Dumai yang minim, tapi optimalkan lagi BUMD Kota Dumai sebagai sarana penambahan PAD.

3. Kami mengharapkan Walikota Dumai untuk serius dalam penanganan Penyakit Masyarakat (PEKAT) yang telah meraja lela di kota Dumai dan mengajak instansi terkait untuk memberantasnya

Demikianlah pernyataan sikap dari kami HMI Cabang Dumai sebagai wujud KEPRIHATINAN dan KECINTAAN kami terhadap KOTA DUMAI.

Dumai, 10 Februari 2011

ATAS NAMA MAHASISWA ISLAM

DANY IRWANTO ERIA CANDRA

Koordinator Lapangan Koordinator simpul

Mengetahui

PENGURUS HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI)

CABANG DUMAI

-SUYONO-

Wasekum

Template by : kendhin x-template.blogspot.com